Translate

Thursday, December 7, 2017

LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Co-Op Co-Op



Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a.         Diskusi Kelas Terpusat pada Siswa.
Pada awal memulai pembelajaran menggunakan co-op co-op, guru mendorong siswa untuk menemukan dan mengekspresikan ketertarikan mereka sendiri terhadap subjek yang akan dipelajari.  Serangkaian kegiatan membaca, menyampaikan pelajaran, atau pengalaman dapat dilakukan untuk tujuan tersebut. Melakukan diskusi kelas yang terpusat pada siswa. Tujuan dari diskusi ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam memancing unit pelajaran dengan membuka dan memancing rasa ingin tahu mereka. Diskusi harus mengarah pada sebuah pemahaman di antara guru dan semua siswa mengenai apa yang ingin dipelajari dan dialami oleh para siswa sehubungan dengan topik yang akan dicakupi.
b.         Menyeleksi Tim Pembelajaran Siswa dan Pembentukan Tim.
Siswa diatur ke dalam tim heterogen yang terdiri dari empat sampai lima anggota. Setiap  kelompok dipimpin oleh satu perwakilan anggota yang memiliki kemampuan yang lebih dibanding anggota kelompok lainnya. Para siswa perlu memiliki kelompok kerja dengan kemampuan yang baik dan kepercayaan yang terbangun sebelum memulai co-op co-op. Tujuannya agar pembelajaran dengan co-op co-op ini dapat berjalan dengan penuh tanggung jawab.
c.         Seleksi Topik Tim
Siswa dapat memilih topik untuk tim mereka. Sembari tim-tim tersebut mendiskusikan pilihan topiknya, guru mendampingi mereka dan bertindaklah sebagai fasilitator. Apabila dua tim mulai menentukan pilihan pada topik yang sama, guru bisa menunjukkannya dan mendorong tim tersebut untuk mencapai kompromi, baik dengan membagi topik tersebut ataupun dengan membuat salah satu anggota tim memilih topik tersebut ataupun dengan membuat salah satu anggota tim memilih topik lain yang menarik bagi mereka. Jika tidak ada anggota tim yang memilih topik yang penting, guru juga bisa menunjukkan hal ini dan mendorong agar siswa merespon kebutuhan tersebut.
d.         Pemilihan Topik Kecil.
Begitu kelas sebagai keseluruhan membagi unit pelajaran ke dalam bagian-bagian untuk menciptakan pembagian tugas di antara tim-tim yang ada di kelas, tiap tim membagi topiknya untuk membuat pembagian tugas di antara anggota tim. Tiap siswa memilih topik kecil yang mencakup satu aspek dari topik tim. Keterlibatan guru dalam pemilihan topik kecil bisa bervariasi, tergantung pada tingkat kemampuan para siswa. Guru boleh saja meminta supaya topik kecil tersebut sesuai dengan persetujuannya untuk memastikan bahwa topik-topik tersebut sesuai dengan tingkat ketertarikan siswa atau bahan-bahan pendukung yang diperlukan memang ada. Karena perbedaan dalam kemampuan dan ketertarikan, maka merupakan sesuatu yang natural dan dapat diterima bagi sebagian siswa untuk berkontribusi lebih besar dari yang lainnya untuk usaha yang dilakukan tim, tetapi semua anggota tim perlu memberikan kontribusi penting. Guru dapat menyelesaikan masalah ini dengan (1) membiarkan siswa mengevaluasi kontribusi dari teman satu timnya; (2) memberikan tugas atau protek individual kepada siswa yang berkaitan dengan topik kecil mereka; (3) memonitor kontribusi individual. Apabila topik kecil telah dipilih dengan benar, tiap siswa akan dapat memberikan kontribusi yang unik kepada usaha kelompoknya, dan oleh sebab itu akan mendapat dukungan temannya untuk menguasai topik kecil mereka.
e.    Persiapan Topik Kecil
Setelah para siswa membagi topik tim mereka menjadi topik-topik kecil, mereka akan bekerja secara individual. Mereka masing-masing tahu akan tanggungjawabnya terhadap topik kecil mereka dan bahwa kelompok tersebut tergantung pada mereka untuk menemukan aspek penting dari usaha yang dilakukan tim. Persiapan topik kecil memiliki beberapa macam bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat pelajaran unit di kelas yang akan dipelajari. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan dalam ketertarikan yang semakin kuat karena para siswa tahu mereka akan membagi hasil karyanya dengan teman satu timnya dan bahwa hasil kerja mereka akan memberikan kontribusi terhadap presentasi tim.
f.      Presentasi Topik Kecil.
Setelah para siswa menyelesaikan kerja individual, mereka mempresentasikan topik kecil mereka kepada teman satu timnya. Tiap anggota tim diberikan waktu khusus ketika mempresentasikan topik kecil mereka. Presentasi dan diskusi kelompok kecil di dalam tim dilakukan dengan cara yang dapat membuat semua teman satu tim memperoleh semua pengetahuan dan pengalaman yang dilakukan oleh masing-masing anggota tim.
Mengikuti presentasi, anggota tim mendiskusikan topik tim seperti sebuah para ahli. Interaksi dengan sesama teman dalam mengerjakan topik yang sama menciptakan sebuah kesempatan munculnya sebagian inti pembelajaran yang paling penting.
g.         Persiapan Presentasi Tim
Para siswa didorong untuk memadukan semua topik kecil dalam presentasi tim. Disana harus ada sintesis aktif dari topik-topik kecil tersebut supaya selama diskusi tim presentasi akan menjadi lebih dari sekedar sekumpulan presentasi topik kecil. Diskusi mengenai bentuk presentasi tim harus mengikuti sintesis materi topik kecil. Presentasi panel dimana setiap anggota melaporkan topik kecil mereka sangat dianjurkan, karena mungkin saja terdapat kesalahan yang akan membuat gagalnya pencapaian tingkat sintesis kooperatif tertinggi. Bentuk presentasi tersebut haruslah ditentukan berdasarkan konten materinya. Misalnya, bila sebuah kelompok tidak dapat mencapai kesepakatan, maka bentuk ideal presentasi mereka adalah mempresentasikan debat kehadapan kelas.
h.      Presentasi tim
Selama waktu presentasinya, tim memegang kendali kelas. Semua anggota tim bertanggungjawab pada bagaimana waktu, ruang dan bahan-bahan yang ada dikelas digunakan selama presentasi mereka. Mereka sangat dianjurkan untuk menggunakan sepenuhnya fasilitas-fasilitas yang ada dikelas. Dalam presentasi, mereka tidak boleh memasukkan sebuah perode tanya-jawab dan waktu untuk memberikan komentar dan umpan balik. Sebagai tambahan, mengikuti presentasi tersebut guru mungkin akan merasa perlu memimpin sesi dan atau mewawancarai tim supaya tim lainnya dapat mempelajari sesuatu mengenai apa yang terlibat dalam pembangunan presentasi tersebut. Biasanya tim yang sukses akan dipandang sebagai model.
i.      Evaluasi
Mengikuti tiap presentasi, guru boleh saja memandu diskusi kelas mengenai unsur-unsur yang paling kuat adan lemah dalam konten dan format presentasi tersebut. Bentuk-bentuk evaluasi formal kadang digunakan bagi anggota tim dan kontribusi tim.  Sebagian guru dan kelas co-op co-op lebih memilih untuk melakukan pembelajaran dan berbagi penghargaan mereka masing-masing, sementara yang lain lebih memilih melakukan evaluasi formal.

No comments:

Post a Comment