- TEORI ZOLTAN PAUL DIENES
Zoltan
P. Dienes adalah seorang matematikawan yang memusatkan perhatiannya kepada
cara-cara pengajaran terhadap anak-anak . Dasar teorinya bertumpu pada Piaget,
dan pengembangannya diorientasikan pada anak-anak, sedemikian rupa sehingga
sistem yang dikembangkannya itu menarik bagi anak yang mempelajari matematika.
Dienes
meyakini bahwa dengan menggunakan berbagai sajian (representasi) tentang suatu
konsep matamatika, anak-anak akan memahami secara penuh konsep tersebut jika
dibandingkan dengan hanya menggunakan satu macam sajian saja. Sebagai contoh,
jika guru ingin mengajarkan konsep persegi, maka guru disarankan untuk
menyajikan beberapa gambar persegi dengan ukuran sisi berlainan. Contoh lain,
pada saat guru akan mengenalkan konsep bilangan “tiga” kepada siswa, guru
disarankan menggunakan benda-benda yang berbeda: tiga apel, tiga jeruk, tiga
kelereng, tiga balon, dan tiga benda konkret lainnya.
Dienes
juga mengemukakan bahwa setiap konsep atau prinsip dalam matematika yang
disajikan dalam bentuk konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung
arti bahwa benda-benda dalam bentuk kegiatan laboratorium atau permainan akan
sangat berperan jika dimanipulasi dengan baik dalam pembelajaran matematika.
Menurut
Dienes (dalam Ruseffendi, 1992:125-127), konsep-konsep matematika akan
berhasil jika dipelajari dalam tahap-tahap tertentu. Dienes membagi tahap-tahap
belajar menjadi 6 tahap, yaitu:
1. Permainan
Bebas (Free Play)
Dalam setiap
tahap belajar, tahap yang paling awal dari pengembangan konsep bermula dari
permainan bebas. Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang
aktifitasnya tidak berstruktur dan tidak diarahkan. Anak didik diberi kebebasan
untuk smengatur
benda. Selama permainan pengetahuan anak muncul. Dalam tahap ini anak mulai
membentuk struktur mental dan struktur sikap dalam mempersiapkan diri untuk
memahami konsep yang sedang dipelajari. Misalnya dengan diberi permainan block
logic, anak didik mulai mempelajari konsep-konsep abstrak tentang warna,
tebal tipisnya benda yang merupakan ciri/sifat dari benda yang dimanipulasi.
2. Permainan yang Menggunakan Aturan (Games)
Dalam permainan yang disertai
aturan siswa sudah mulai meneliti pola-pola
dan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu. Keteraturan ini
mungkin terdapat dalam konsep tertentu tapi tidak terdapat dalam konsep yang
lainnya. Anak yang telah memahami aturan-aturan tadi. Jelaslah, dengan melalui
permainan siswa diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan bagaimana struktur
matematika itu. Makin banyak bentuk-bentuk berlainan yang diberikan dalam
konsep tertentu, akan semakin jelas konsep yang dipahami siswa, karena akan
memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan matematis dalam konsep yang
dipelajari itu. Menurut Dienes, untuk membuat konsep abstrak, anak didik
memerlukan suatu kegiatan untuk mengumpulkan bermacam-macam pengalaman, dan
kegiatan untuk yang tidak relevan dengan pengalaman itu. Contoh dengan
permainan block logic, anak diberi kegiatan untuk membentuk kelompok
bangun yang tipis, atau yang berwarna merah, kemudian membentuk kelompok benda
berbentuk segitiga, atau yang tebal, dan sebagainya. Dalam membentuk kelompok
bangun yang tipis, atau yang merah, timbul pengalaman terhadap konsep tipis dan
merah, serta timbul penolakan terhadap bangun yang tipis (tebal), atau tidak
merah (biru, hijau, kuning).
3. Permainan
Kesamaan Sifat (Searching for communalities)
Dalam
mencari kesamaan sifat siswa mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan
sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Untuk melatih dalam
mencari kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu mengarahkan mereka dengan
menstranslasikan kesamaan struktur dari bentuk permainan lain. Translasi ini
tentu tidak boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam permainan semula.
Contoh kegiatan yang diberikan dengan permainan block logic, anak
dihadapkan pada kelompok persegi dan persegi panjang yang tebal, anak diminta
mengidentifikasi sifat-sifat yang sama dari
benda-benda dalam kelompok tersebut
(anggota kelompok).
4. Permainan Representasi (Representation)
Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi yang
sejenis. Para siswa menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu.
Setelah mereka berhasil menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat dalam
situasi-situasi yang dihadapinya itu. Representasi yang diperoleh ini bersifat
abstrak, Dengan demikian telah mengarah pada pengertian struktur matematika
yang sifatnya abstrak yang terdapat dalam konsep yang sedang dipelajari. Contoh
kegiatan anak untuk menemukan banyaknya diagonal poligon (misal segi dua puluh
tiga) dengan pendekatan induktif seperti berikut ini.
Segi tiga
|
Segi empat
|
Segi lima
|
Segi enam
|
Segi dua
puluh
|
. . . .
|
Diagonal 0
|
Diagonal 2
|
Diagonal 5
|
Diagonal .
. .
|
Diagonal .
. .
|
. . . .
|
5. Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization)
Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan kemampuan
merumuskan representasi dari setiap konsep-konsep dengan menggunakan simbol
matematika atau melalui perumusan verbal. Sebagai contoh, dari kegiatan mencari
banyaknya diagonal dengan pendekatan induktif tersebut, kegiatan berikutnya
menentukan rumus banyaknya diagonal suatu poligon yang digeneralisasikan dari
pola yang didapat anak.
6. Permainan dengan Formalisasi (Formalization)
Formalisasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir. Dalam tahap ini
siswa-siswa dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian
merumuskan sifat-sifat baru konsep tersebut, sebagai contoh siswa yang telah
mengenal dasar-dasar dalam struktur matematika seperti aksioma, harus mampu
merumuskan teorema dalam arti membuktikan teorema tersebut. Contohnya, anak
didik telah mengenal dasar-dasar dalam struktur matematika seperti aksioma,
harus mampu merumuskan suatu teorema berdasarkan aksioma, dalam arti
membuktikan teorema tersebut.
Pada tahap formalisasi anak tidak hanya mampu merumuskan teorema serta
membuktikannya secara deduktif, tetapi mereka sudah mempunyai pengetahuan
tentang sistem yang berlaku dari pemahaman konsep-konsep yang terlibat satu
sama lainnya. Misalnya bilangan bulat dengan operasi penjumlahan peserta
sifat-sifat tertutup, komutatif, asosiatif, adanya elemen identitas, dan
mempunyai elemen invers, membentuk sebuah sistem matematika. Dienes menyatakan
bahwa proses pemahaman (abstracton) berlangsung selama belajar. Untuk pengajaran
konsep matematika yang lebih sulit perlu dikembangkan materi matematika secara
kongkret agar konsep matematika dapat dipahami dengan tepat. Dienes berpendapat
bahwa materi harus dinyatakan dalam berbagai penyajian (multiple
embodiment), sehingga anak-anak dapat bermain dengan bermacam-macam
material yang dapat mengembangkan minat anak didik. Berbagai penyajian materi (multiple
embodinent) dapat mempermudah proses pengklasifikasian abstraksi
konsep.
Harrah's Cherokee Casino - Mapyro
ReplyDeleteInformation 안산 출장안마 and Reviews about Harrah's Cherokee Casino 삼척 출장샵 in Cherokee, NC 밀양 출장샵 - Use this simple form to find hotels, motels, and other lodging near 양산 출장안마 the casino. 광명 출장안마