Translate

Wednesday, October 8, 2014

Teori William Arthur Brownell Tentang Belajar Matematika



  • TEORI WILLIAM ARTHUR BROWNELL
Teori William Arthur Brownell meletakkan pondasi munculnya matematika baru .“…he characterized his point of view as the “meaning theory.” In developing it, he laid the foundation for the emergence of the “new mathematics.” He showed that understanding, not sheer repetition, is the basis for children's mathematical learning…” . William meletakkan dasar pembelajaran matematika sebagai ‘Meaning Theory’. Penelitiannya mengenai pembelajaran anak khususnya pada aritmetika mengemukakan belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan belajar pengertian atau yang dikenal teori bermakna. Jika dilihat lagi, teori Brownell ini sesuai dengan teori belajar-mengajar Gestalt yang muncul pada pertengahan tahun 1930. Dimana menurut teori Gestalt, latihan hafalan atau yang dikenal dengan sebutan drill adalah sangat penting dalam kegiatan pengajaran. Cara drill diberikan setelah tertanam pengertian.
Teori belajar William Brownell didasarkan atas keyakinan bahwa anak-anak memahami apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara permanen atau secara terus menerus untuk waktu yang lama. Salah satu cara bagi anak-anak untuk mengembangkan pemahaman tentang matematika adalah dengan menggunakan benda-benda tertentu ketika mereka mempelajari konsep matematika. Sebagai contoh, pada saat anak-anak baru pertama kali diperkenalkan dengan konsep bilangan, mereka akan lebih mudah memahami konsep itu jika mereka menggunakan benda kongkrit yang mereka kenal ; seperti apel, kelereng, bola dan sebagainya. Dengan kata lain, teori belajar William Brownell ini mendukung penggunaan benda-benda konkrit untuk dimanipulasikan sehingga anak-anak dapat memahami makna dari konsep dan keterampilan baru yang mereka pelajari.
Dalam teorinya Brownell mengakui akan pentingnya drill, tetapi harus dilakukan apabila konsep, prinsip, atau proses yang dipelajari telah lebih dahulu dipahami oleh siswa. Hal ini dikarenakan bahwa penguasaan seseorang terhadap matematika tidak cukup hanya dilihat dari kemampuan mekanik anak dalam berhitung saja, tetapi juga dalam aspek praktis dan kemampuan berpikir kuantitatif. Selain itu juga Brownell memberikan saran dalam pengajaran matematika, siswa sebaiknya memahami pentingnya bilangan baik dalam segi kehidupan sosial manusia maupun segi intelektual dalam sistem kualitatif. Jadi pembelajaran aritmetika yang dikembangkan oleh Brownell, menekankan bahwa keterampilan hitung tidak hanya sekedar mengetahui cara menyelesaikan prosedur-prosedur tetapi juga harus mengetahui bagaimana prosedur-prosedur tersebut bekerja atau dengan kata lain harus mengetahui makna dari apa yang dipelajari.
Aritmetika yang diberikan kepada anak-anak SD dulu lebih menitikberatkan hafalan dan mengasah otak. Aplikasi dari bahan yang diajarkan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lainnya sedikit sekali dikupas. Menurut Brownell anak-anak yang berhasil dalam mengikuti pelajaran pada waktu itu memiliki kemampuan berhitung yang jauh melebihi anak-anak sekarang. Banyaknya latihan yang diterapkan pada anak dan latihan mengasah otak dengan soal-soal yang panjang dan sangat rumit merupakan pengaruh dari doktrin disiplin formal.
Terdapat perkembangan yang menunjukkan bahwa doktrin formal itu memiliki kekeliruan yang cukup mendasar. Dari penelitian yang dilaksanakan pada abad 19 terdapat hasil yang menunjukkan bahwa belajar tidak melalui latihan hafalan dan mengasah otak, namun diperoleh anak melalui bagaimana anak berbuat, berfikir, memperoleh persepsi, dan lain-lain.
Gambaran yang diberikan Brownell tentang ciri-ciri perilaku kognitif adalah:
a.         Berpikir lancar, yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar.
b.         Berpikir luwes, yaitu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam, mampu mengubah cara atau pendekatan atau arah pemikiran yang berbeda-beda.
c.         Berpikir orisinal, yaitu memberikan yang tidak lazim atau lain dari yang lain yang diberikan kebanyakan orang lain.
d.         Berpikiir terperinci (elaborasi), yaitu mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan, memperinci detail-detail dan memperluas suatu gagasan.
Menurut Brownell dalam belajar orang membutuhkan makna, bukan hanya sekedar respon otomatis yang banyak. Maka dengan demikian teori drill dalam pembelajaran matematika yang dikembangkan atas dasar teori asosiasi atau teori stimulus respon, menurutnya terkesan bahwa proses pembelajaran matematika khususnya aritmetika dipahami semata-mata hanya sebagai kemahiran. 
·         Implikasi Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini
Implikasi teori bermakna Brownell dalam pembelajaran pada anak usia dini sebagai berikut:
a.         Belajar pada anak usia dini memerlukan benda konkrit sebagai implikasi perkembangan kognitif anak yang berpikir konkrit. Karena itu guru harus pandai-pandai memilih metode untuk mengajarkan matematika dasar atau berhitung pada anak usia dini. Guru hendaknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak.
b.         Anak-anak akan belajar lebih baik apabila lingkungan mendukung. Dalam hal ini adalah guru, teman belajar maupun lingkungan sekolah termasuk alat permainan.  Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
c.         Guru memilih metode belajar yang sesuai dengan karakteristik anak yaitu inovatif dan kreatif sehingga anak tidak merasa bosan ataupun terbebani.
d.         Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
e.         Anak didik hendaknya diberi peluang untuk saling berinteraksi dengan temannya.
Dengan demikian, dalam teori bermakna yang dikembangkan oleh Brownell bahwa pengajaran operasi hitung akan mudah dipahami oleh siswa apabila makna bilangan dan operasinya diikutsertakan dalam proses operasi. Kita percaya bukan keputusan mengajarkan matematika dengan bermakna saja yang dapat menyebabkan perubahan dalam reformasi pendidikan, tetapi bagaimana cara kita menginterpretasikan istilah pembelajaran matematika yang bermakna yang telah dan akan melanjutkan usaha perbaikan dalam matematika.

No comments:

Post a Comment